Dimensi Fraktal.
Persoalan
membandingkan panjang yang tidak berhingga dan luas yang kecil tidak
berhingga sebenarnya adalah seperti persoalan membandingkan dua sisi
dari sebuah uang logam yang sama. Abad ke 20 telah membawa pemikiran
manusia kepada kebutuhan yang sangat mendesak terhadap suatu cara baru
dalam mengukur ruang dan dimensi. Dua orang matematikawan yaitu Felix
Hausdroff dan Abram S. Besicovith telah menjawab persoalan pelik ini.
Mereka bukan saja secara harfiah menguak dimensi yang baru tetapi juga
telah mendefinisikan ulang dimensi itu sendiri. Setiap bentuk, oleh
karena tradisi yang dilandasi oleh gagasan Descartes, memiliki dimensi
misalnya 0 (titik), 1 (garis lurus dan kurva), 2 (bidang), atau 3
(ruang).
Secara
teoritis, dimensi ini telah diperluas termasuk dimensi keempat dan
dimensi-dimensi yang lebih tinggi yang sulit untuk dibayangkan. Dengan
memperluas karya dari Hausdroff, Besicovitch memajukan gagasan bahwa
sebuah bentuk sebenarnya dapat memiliki ”dimensi pecahan”, seperti
misalnya 1.5 atau 2.3. Dimensi kurva-kurva seperti segitiga Sierspinski
dan garis pantai Koch harus dinyatakan dengan dimensi pecahan. Dengan
demikian, tingkah laku yang ganjil dari kurva-kurva tersebut dapat
dijelaskan. Dimensi pecahan ini dapat dihitung dengan tepat berdasarkan
pengukuran dari sebuah kurva.
Dimensi
Hausdroff/Besicovith didefinisikan sebagai nisbah dari logaritma jumlah
salinan ukuran dari bentuk benih relatif terhadap setiap salinan.
Karena ada 4 salinan (4 segmen garis ) dan setiap salinan memiliki
ukuran 1/3 ukuran benih, maka menurut definisi ini dimensi garis pantai
Koch adalah log(4)/log (3) = 0.6021/0.4771 = 1.262.
Jika
ada dua bentuk yang memilki dimensi pecahan yang berbeda misalnya 1.26
dan 1.46, maka tidak dapat dikatakan bahwa bentuk yang pertama ”memiliki
panjang yang tak berhingga lebih panjang” atau ”mengisi luasan yang
kecil tak berhingga lebih banyak” dari yang kedua. Untuk lebih mudah
dipahami, hal itu hanya dapat dinyatakan bahwa dimensi bentuk itu ”lebih
dekat dengan dua dimensi”. Lebih lanjut lagi dapat dikatakan sampai
seberapa jauh bentuk itu ”mengisi bidang”.
Dalam
kenyataannya, penggunaan gagasan dimensi pecahan telah melangkah lebih
jauh dari apa yang dibayangkan oleh pencetusnya. Karena alam berlimpah
dengan bentuk-bentuk swa-reflektif (self-reflecif) seperti garis pantai.
Maka kebanyakan dari alam sekitar dapat dicirikan dengan
indeks yang baru ini. Pegunungan, awan, pohon-pohon, dan bunga-bunga
semuanya memiliki dimensi antara dua dan tiga, dan ciri dari suatu
bentuk dapat dibaca dari dimensinya. Garis pantai pulau Sulawesi yang
kasar memiliki dimensi pecahan yang lebih besar dari pada garis pantai
Bali yang halus. Gumpalan awan”mengisi ruang” lebih banyak dari kabut
tipis, dan bangunan indah seperti Borobudur memiliki dimensi pecahan
yang lebih besar dari pencakar lagit di Jakarta.
Istilah
dimensi pecahan kemudian oleh Benoit Mandelbrot diganti menjadi”dimensi
fraktal”. Dimensi ini jauh lebih penting artinya bagi matematikawan
karena mereka mendadak saja mampu mengukur keseluruhan bentuk-bentuk
dalam jagad raya yang sebelumnya tidak bisa diukur. Untuk pertama
kalinya sejak Descartes, sebuah meter pengukur ruang yang baru telah
tercipta, meskipun apa yang telah diukur tetap belum diketahui secara
pasti. Yang pasti Sierspinski, Koch, dan Hausdroff, tidak mengira bahwa
perjalanan mereka ke tempat tak berhingga dari bentuk-bentuk abstrak dan
”tidak alamiah” akan kembali kepada ”geometri alam” sejati yang
pertama.
bro blog nya kurang top
BalasHapus